Judul Novel :
Sayap-Sayap Patah
Penulis
: Kahlil Gibran
Penerjemah : M.
Ruslan Shidieq
a. Sinopsis
Buku ini menceritakan bagaimana perasaan hati
seorang pria yang senantia menjaga amanah dari ayah teman wanitanya, Yang ingin
ia selalu menjaga anak perempuannya meskipun cintanya harus dipendam karena
wanita itu menikah dengan pria lain.
Tepat pada saat itu seorang muncul dari belakang
tirai beledu di pindu dan berjalan mendekati kami. Farris Effandi ( teman lama
ayahku ) dan aku bangkit dari tempat duduk kami “Ini anak perempuanku Selma “,
kata orang tua itu. Ia memperkenalkan gadis itu padaku. Dia bagaikan buku yang
tidak pernah bisa kuselesaikan membacanya. Karena setiap kunjungan memberiku
makna baru pada kecantikannya dan pandangan baru ke dalam jiwanya yang manis.
Satu jam berlalu, setiap menit adalah satu tahun cinta. Keindahan malam itu berubah ketika kereta yang mengantarkan ayahnya telah kembali dan mengatakan bahwa Selma akan dinikahkan dengan kemenakan Uskup Bulos, Mansour Bey Galib. Aku memberinya semangat meskipun hati ini terasa hancur karena putusan itu hadir disaat cintaku mulai tumbuh “Mari, Selma, mari kita menjadi menara yang kuat di tengah prahara. Mari kita berdiri seperti prajurit gagah berani dihadapan musuh dan menghadapi senjatanya. Jika kita terbunuh, kita akan mati sebagai orang suci, dan jika kita menang, kita akan hidup sebagai pahlawan. Menghadapi halangan dan kesulitan lebih mulia daripada mundur mencari ketenangan. “ ……….. Namun semua harus berjalan sesuai takdir yang telah dituliskan, Selma harus menikah dengan dan Mansour Bey.
Satu jam berlalu, setiap menit adalah satu tahun cinta. Keindahan malam itu berubah ketika kereta yang mengantarkan ayahnya telah kembali dan mengatakan bahwa Selma akan dinikahkan dengan kemenakan Uskup Bulos, Mansour Bey Galib. Aku memberinya semangat meskipun hati ini terasa hancur karena putusan itu hadir disaat cintaku mulai tumbuh “Mari, Selma, mari kita menjadi menara yang kuat di tengah prahara. Mari kita berdiri seperti prajurit gagah berani dihadapan musuh dan menghadapi senjatanya. Jika kita terbunuh, kita akan mati sebagai orang suci, dan jika kita menang, kita akan hidup sebagai pahlawan. Menghadapi halangan dan kesulitan lebih mulia daripada mundur mencari ketenangan. “ ……….. Namun semua harus berjalan sesuai takdir yang telah dituliskan, Selma harus menikah dengan dan Mansour Bey.
Sisi ketegangan tetap terjadi dikala Selma tetap
menemui sang kekasih secara diam – diam. Bahkan Uskup Bulos memerintahkan
kepada semua pelayan dan pengawalnya untuk memperhatikan gerak – gerik Selma.
Meskipun cinta diantara mereka sangat besar, Selma tetap memilih mengakhiri
pertemuan sembunyi – sembunyinya dengan ciuman mesra yang pertama dan terkahir,
karena dia tidak ingin sang kekasih merasakan derita yang dia alami. Bertahan
dikehampaan cinta sang kekasih, Selma berusaha menjadi istri yang baik. Karena
setiap hari Mansour selalu menanyakan kapan Selma dapat memberinya keturunan,
meskipun dia sendiri selalu sibuk dengan wanita – wanita yang menjual tubuhnya
hanya untuk sepotong roti. Doa yang tak pernah putus selalu memberikan berita
yang baik. Selma hamil, meskipun ketika melahirkan dia harus berjuang antara
hidup dan mati. Burung dengan sayap – sayap yang patah tak selamanya mampu
bertahan dan akhirnya Selma harus menghadap Sang Pencipta setelah dia
melahirkan bayi laki – laki yang usianya hanya sebatas sinar matahari pagi.
Semua pengantar jenazah telah pergi, ketika aku bertanya kepada si penggali kubur “apakah anda ingat dimana Farris Effandi dimakamkan ? “ Dia memandangku sambil berkata ….”Disini, aku menempatkan anak perempuan diatasnya dan didada anak perempuan ini beristirahat anaknya…. …..”
Semua pengantar jenazah telah pergi, ketika aku bertanya kepada si penggali kubur “apakah anda ingat dimana Farris Effandi dimakamkan ? “ Dia memandangku sambil berkata ….”Disini, aku menempatkan anak perempuan diatasnya dan didada anak perempuan ini beristirahat anaknya…. …..”
b. Alur
Novel ini menggunakan alur maju
c. Tema
Kasih Tak Sampai
d. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang
orang pertama pelaku utama karena penulis
menceritakan tentang pengalaman pribadinya
e. Tokoh
- Kahlil Gibran
- Selma Karamy
- Faris Effandi Karamy
- Uskup Bulos Galib
- Mansour Bey Galib
f. Bentuk paragraf serta jumlah % pada paragraph
a. Paragraf
Naratif
Paragraf naratif yang terdapat dalam novel ini
sebanyak 16,6%.
b. Paragraf
Deskriptif
Paragraf deskriptif yang terdapat dalam novel ini
sebanyak 49,4%.
c. Dialog
Dialog yang terapat dalam novel ini sebanyak 33,9%.
g. Istilah-istilah Sulit
Uskup
: wali
gereja, pendeta
Pusara
: kubur,
kuburan ; tali, biasanya dalam arti kendali, pimpinan, yang
memegang pimpinan Negara
Ngarai
: jurang
yang dalam diantara tebin yang curam
Nisan
: nama salah satu bulan syamsiah (matahari) dalam bahasa suryani,
padanannya adalah April
Isytar
: nama salah
satu tokoh dewa dalam mitologi Babilonia dan Assyria, dan
dikenal sebagai Dewi Ibu Agung di Timur Tengah
Purba. Dikenal di
phoenisia sebagai Astarte atau Asytartoth, di
Yunani sebagai Dewi
Aphrodite, dan di Romawi sebagai Venus
Phoenisia
: wilayah purba yang terbentang sepanjang pantai Asia Barat dari Ugarith
(Ras Shamra) hingga Accho (Acre,’Akka), sekarang
menjadi wilayah
Republik Libanon dan pantai selatan Suriah
h. Biografi Pengarang
Kahlil Gibran lahir di Bisharri, kota kecil di kaki
Pegunungan Cedar nun di Lebanon Utara, 6 januari 1883. Dialah penyair, pelukis
dan pemikir yang mengunjungi hati manusia di seantero dunia. Dengan jalinan
metapora yang di petik dari alam raya, ia menebarkan puisi dan prosa yang tak
habis-habisnya memancarkan pesona. Benih-benih seni dalam jiwa Gibran konon
disemaikan oleh ibunya, Kamila. Ketika berumur 12 tahun ia di ajak oleh ibunya
tinggal di Boston, Ameika Serikat. Namun tiga tahun kemudian Gibran kembali ke
Libanon untuk memperdalam Bahasa Arab. Sepeninggal ibunya, ia belajar mengarang
dan melukis. Ia kemudian hijrah ke Paris untuk mengembangkan pengetauhuanya di
bidang seni. Akhirnya ia menetap di New York dan wafat pada 10 april 1931. Ia
di kebumikan di tanah kelahirannya.
i. Penerbit
PT. Dunia Pustaka Jaya
j. Cetakan
Ke-9, tahun 2002
k. Jumlah Halaman
132 halaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar