Selasa, 26 November 2013

Makalah Psikologi Perkembangan



MAKALAH
 “PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ORANG TUA DAN ORANG DEWASA”


Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Semester I
Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu : Bp. Tri Panji Irianto, M.Pd




Oleh :
Aminah Mariska
Mohammad Huda
Mohammad Irfani
Nur Kaesi
Retno Ningsih
Yayuk Rodliyah



PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2013

KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Psikologi Perkembangan Orang Tua dan Orang Dewasa”.
Didalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami, namun sebagai penulis, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga di masa yang akan datang kami mampu menyusun makalah dengan jauh lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Amin…
Akhirnya, kami sampaikan terima kasih sekali lagi atas perhatian dan dukungan dari para pembaca. Wassalam.


Pekalongan,   November 2013

Penulis

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ......................................................................................  ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN  ...............................................................................  1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................  1
B. Rumusan Masalah ............................................................................  1
C. Tujuan Masalah ................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................  3
A. Orang Tua ........................................................................................  3
1. Definisi Orang Tua........................................................................ 3
2. Tugas dan Peran Orang Tua Dalam Keluarga ..............................  5
3. Orang Tua Sebagai Pembimbing Dalam Bersosial dan Adab ......  7
B. Orang Dewasa ..................................................................................  8
1. Definisi Orang Dewasa ................................................................  8
2. Ciri-ciri Orang Dewasa ................................................................  9
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Orang
    Dewasa dalam Kehidupannya .....................................................  10
BAB III PENUTUP  .........................................................................................  13
A. Kesimpulan ......................................................................................  13
B. Saran ................................................................................................  13
Daftar Pustaka ...................................................................................................  14





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat dikembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiliki akan berdampak negatif bagi perkembangan manusia. Ketika manusia meginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain manusia dewasa sudah mulai memilih nilai-nilai atau norma yang telah dianggap mereka laik untuk dirinya serta mereka berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai atau norma-norma yang telah dipilihnya tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi, tugas, dan peran orang tua dalam keluarga?
2.      Apakah definisi, ciri-ciri serta faktor  yang mempengaruhi perkembangan kehidupan orang dewasa?



C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian, tugas dan peran orang tua di dalam suatu keluarga.
2.      Untuk mengetahui pengertian, ciri-ciri serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kehidupan orang dewasa.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Orang Tua
1.      Definisi Orang tua
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu Ibu dan Bapak. Ibu dan bapak selain telah melahirkan kita ke dunia ini, ibu dan bapak juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh anak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dari orang tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di permulaan hidupnya dahulu.
Jadi, orangtua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak yang menjadi temanya dan yang pertama untuk dipercayainya.
Seorang ahli psikologi Ny. Singgih D Gunarsa dalam bukunya psikologi untuk keluarga mengatakan, “Orang tua adalah dua individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan, pendapat dan kebiasaan- kebiasaan sehari-hari.“ (Gunarsa, 1976 : 27). Dalam hidup berumah tanggga tentunya ada perbedaan antara suami dan istri, perbedaan dari pola pikir, perbedaan dari gaya dan kebiasaan, perbedaan  dari sifat dan tabiat, perbedaan dari tingkatan ekonomi dan pendidikan, serta banyak lagi perbedaan-perbedaan lainya. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mempengaruhi gaya hidup anak-anaknya,  sehingga akan memberikan warna  tersendiri dalam keluarga. Perpaduan dari kedua perbedaan yang terdapat pada kedua orang tua ini akan mempengaruhi kepada anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga tersebut.
Pendapat yang dikemukakan oleh Thamrin Nasution adalah “Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.” (Nasution:1986 : 1).
Seorang bapak atau ayah dan ibu dari anak-anak mereka tentunya memiliki kewajiban yang penuh terhadap keberlangsungan hidup bagi anak-anaknya, karena anak memiliki hak untuk diurus danan dibina  oleh orang tuanya hingga beranjak dewasa.
Berdasarkan Pendapat-pendapat para ahli yang telah diurarakan di atas dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua orang tua memiliki tanggung jawab dalam membentuk serta membina ank-anaknya baik dari segi psikologis maupun pisiologis. Kedua orang tua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mendidik anaknya agar dapat menjadi generasi-generasi yang sesuai dengan tujuan hidup manusia.

2.      Tugas dan Peran Orangtua dalam Keluarga
Mengamati berita dari berbagai media massa sekarang ini sungguh prihatin.Di tengah gejolak problematika bangsa, rasanya peranan dan posisi anak Indonesia sekarang ini sedang menuju kondisi kurang diuntungkan. Lihat saja aneka kasus pada anak terus berulang, dari mulai kekerasan pada anak, penculikan, hingga kelakuan kurang senonoh yang dilakukan anak. Hal ini ditambah lagi dengan tayangan televisi yang "mencuci otak" sang anak untuk dewasa sebelum waktunya. Contoh paling sederhana adalah kemanakah hak anak untuk mendengarkan lagu-lagu yang sesuai dengan perkembangan jiwa mereka? Anak dipaksa untuk mendengarkan lagu dari tayangan di televisi atau media internet dengan dalih: "Kan sedang musimnya lagu ini!". 
Aneka input yang masuk dalam diri sang anak setidaknya menjadi bom waktu jika kurang dikendalikan atau diawasi oleh orang tua dengan baik. Bagaimanapun, peranan orang tua sangat penting dalam mengarahkan sang anak untuk mendapatkan input yang sesuai dengan perkembangan psikologis mereka. Anak seperti kertas putih, dimana warna yang akan menghiasinya bergantung pada lingkungan dan masukan yang ada di sekitarnya. Inilah mengapa kondisi anak di zaman sekarang sangat rentan untuk "keluar jalur" karena adanya pola pembiaran dari sebagian orang tua.
Berikut fungsi peranan orang tua dalam keluarga, yaitu :
a.      Fungsi Religius
Artinya, orang tua mempunyai kewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lainnya kepada kehidupan beragama. Untuk melaksanakan fungsi ini, orang tua sebagai tokoh inti dalam keluarga itu harus terlebih dahulu menciptakan iklim yang religius dalam keluarga itu, yang dapat dihayati oleh seluruh anggotanya.



b.      Fungsi Edukatif
Pelaksanaan fungsi edukatif keluarga merupakan salah satu tanggung jawab yang dipikul oleh orang tua. Sebagai salah satu unsur pendidikan, keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Orang tua harus mengetahui tentang pentingnya pertumbuhan, perkembangan, dan masa depan seorang anak secara keseluruhan. Di tangan orang tuanyalah masalah-masalah yang menyangkut anak, apakah dia akan tumbuh menjadi orang yang suka merusak dan menyeleweng atau ia akan tumbuh menjadi orang baik.
c.       Fungsi Protektif
Yaitu dengan cara melarang atau menghindarkan anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak diharapkan, mengawasi atau membatasi perbuatan anak dalam hal-hal tertentu menganjurkan atau menyuruh mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diharapkan mengajak bekerja sama dan saling membantu, memberikan contoh dan tauladan dalam hal-hal yang diharapkan.
d.      Fungsi Sosialisasi 
Tugas orang tua dalam mendidik anaknya tidak saja mencakup pengembangan pribadi, agar menjadi pribadi yang mantap tetapi meliputi pula mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang baik. Sehubungan dengan itu perlu dilaksanakan fungsi sosialisasi anak. Melaksanakan fungsi sosialisasi itu berarti orang tua memiliki kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial, dan membutuhkan fasilitas yang memadai.
e.       Fungsi Ekonomis 
Dalam hal ini meliputi pencarian nafkah, perencanaan, serta pembelajarannya. Keadaan ekonomi sekeluarga mempengaruhi pula harapan orang tua akan masa depan anaknya serta harapan anak itu sendiri. Orang tua harus dapat mendidik anaknya agar dapat memberikan penghargaan yang tepat terhadap uang dan pencariannya, disertai pula pengertian kedudukan ekonomi keluarga secara nyata, bila tahap perkembangan anak telah memungkinkan.
Peningkatan kecakapan orang tua tidak berlaku pada anak saja, tetapi menyangkut aspek pribadi, keluarga, dan lingkungan. Selain itu, untuk meningkatkan kecapakan sebagai orang tua setidaknya perlu memahami bahwa usaha tersebut berhubungan dengan proses. Dalam hal ini, proses pendidikan dan kecakapan hidup (life skill) orang tua berawal dari mulai anak dalam kandungan hingga sang anak mampu mengembangkan dirinya bila telah cukup umur. Hal ini tiada lain sebagai bentuk tanggung jawab hidup bahwa anak adalah manusia yang mesti dibina dan juga diarahkan.
3.      Orang Tua Sebagai Pembimbing dalam Bersosial dan Adab
a.      Kegiatan Sosial
Dalam kegiatan sosial orang tua harus melatih anak-anaknya agar mereka mengerti akan kewajiban hidup bermasyarakat. Ia haraus membiasakan anak-anaknya untuk saling menolong, menjenguk saudara dan familinya yang sakit, mengunjunginya untuk menyambung hubungan silaturahim, mencarikan teman sebaya yang akan membantunya dalam proses pergaulan, menghindarkan dari kawan yang jahat dan mengarahkan mereka untuk dapat hidup mandiri dalam menghadapi persoalan-persoalan yang sedang dihadapinya.
b.      Adab dan Sopan santun
Terkait dengan adab dan sopan santun dalam berpakaian maka orang tua harus membiasakan anaknya untuk selalu menutup aurat, berpakaian yang sesuai dengan syariat dan menghindari pakaian-pakaian yang dilarang, dan juga tidak memperbolehkan anak-anaknya (yang laki-laki) untuk memakai perhiasan yang dilarang, seperti cincin emas, kalung, apalagi anting-anting yang jelas–jelas dilarang karena menyerupai wanita. Jika anaknya adalah perempuan, maka harus dibiasakan untuk berhijab, menggunakan pakaian yang tidak menampakkan unsur tabaruj, jauh dari perangai jahiliah dan tidak menyerupai pakaian laki-laki.   

B.     Orang Dewasa
1.      Definisi
Istilah dewasa menggambarkan segala organisme yang telah matang, tapi lazimnya merujuk pada manusia: orang yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita dewasa. Saat ini Dewasa dapat didefinisikan dari aspek biologi yaitu sudah akil baligh, hukum sudah berusia 16 tahun ke atas atau sudah menikah, menurut Undang-undang perkawinan yaitu 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita dan karakter pribadi yaitu kematangan dan tanggung jawab. Berbagai aspek kedewasaan ini sering tidak konsisten dan kontradiktif. Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku dewasa, tapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum. Sebaliknya, seseorang dapat secara legal dianggap dewasa, tapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa.
"Dewasa" kadang juga berarti "tidak dianggap cocok untuk anak-anak", terutama sebagai suatu eufimisme yang berkaitan dengan perilaku seksual, seperti hiburan dewasa, video dewasa, majalah dewasa, serta toko buku dewasa. Tetapi, pendidikan orang dewasa hanya berarti pendidikan untuk orang dewasa, dan bukan spesifik pendidikan seks.
Menurut psikologi, dewasa adalah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak

2.      Ciri-ciri Orang Dewasa
Ada beberapa hal yang membedakan seseorang manusia sudah mulai dewasa, yaitu :
1)      Rasa takut yang Mulai Berkurang.
Rasa takut ini biasanya berhubungan dengan hal hal mistik... contoh : biasanya takut melewati lorong gelap, sekarang sudah berani, atau Pulang keluyuran sendiri padahal sudah larut malam.
2)      Mulai Bisa Membedakan Antara Yang Baik dan Yang buruk.
Sebelum Malakukan Tindalah, selalu mempertimbangkan persentase kebaikan dan keburukannya, ini biasanya terjadi ketika menghadapi sebuah masalah.
3)      Mulai Memikirkan Masa Depan.
Hal ini sudah pasti, manusia dewasa itu selalu memikirkan masadepan, entah untuk dirinya ataupun orang - orang disekitarnya.
4)      Jarang Memikirkan Urusan Orang Lain.
Dia tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, terutama pada hal - hal yang tidak ada kaitannya dengan dia. kecuali juka ada rasa iba.
5)      Rasa Sabar Yang Mulai Meningkat.
Biasanya ini berhubungan dengan emosi, orang dewasa selalu berpikir bagaimana cara menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru, sering kali ia memilih mengalah untuk kenyamanan dia dan orang lain. tanpa peduli dengan cibiran orang lain.
6)      Rasa Tanggung Jawab Yang Semakin Besar.
lari dari tanggung jawab bukan ciri manusia dewasa, jadi sudah jelas, manusia dewasa tidak akan meninggalkan masalah begitu saja, ia akan berhenti jika masalah yang ia hadapi sudah menemui titik terang.
7)      Jarang Mencari Perhatian (cari muka).
Memamerkan apa yang jadi kelebihan bukan sifat manusia dewasa, bahkan sering kali ia mentertawai orang yang sering bertingkah berlebihan.. bahkan malu sendiri jika menemui hal yang seperti ini.
8)      Mandiri
Yang terakhir yang mencirikan seseorang sudah mulai dewasa adalah kemandiriannya, ketergantungan dengan orang lain berlahan mulai berkurang. bahkan ia lebih suka menggantungkan orang lain pada dirinya.
3.      Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Orang Dewasa Dalam Kehidupannya
a.      Kekuatan Fisik
Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia pertengahan dua puluhan. Kekuatan fisik yang prima dapat mengatasi atau memecahkan persoalan- persoalan yang timbul pada masa orang dewasa. Untuk memelihara kekuatan fisik yang prima perlu dijaga kesehatan. Ada 6 kebiasaan hidup sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan fisik, yaitu:
1)      Sarapan pagi.
2)      Makan secara teratur.
3)      Makan secukupnya untuk memelihara badan yang normal.
4)      Tidak merokok.
5)      Olahraga secukupnya.
6)      Tidur secara teratur 7- 8 jam setiap malam.
Kekuatan fisik yang prima pada orang dewasa, memungkinkan mereka untuk optimal dalam bekerja, berkeluarga, memperoleh keturunan, dan mengelola kehidupan keluarganya. Sebaliknya, kekuatan fisik yang tidak prima menghambat orang dewasa untuk mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa dan dapat menggagalkan sebagian atau secara total tugas- tugas perkembangan orang dewasa.
b.      Kemampuan Motorik
Kemampuan motorik orang dewasa mencapai kekuatannya antara usia 20-an dan 30-an. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20-an dan 25-an dan sesudah itu kemampuan ini sedkit demi sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang baik dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan- keterampilannya secara lebih baik. Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapt menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik. Dalam mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru, orang dewasa yang berusia 20-an, menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam usia mendekati masa setengah baya.
c.       Kemampuan Mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi- situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental ini mencapai puncaknya dalam usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun. Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini sangat penting kedudukannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas perkembangan, jauh melebihi pentingnya kemampuan motorik. Kemampuan mental seperti penalaran dengan menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, dan berpikir secara kreatif sangat diperlukan dalam mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap keterampilan- keterampilan dan kecakapan-kecakapan yang dituntut oleh tugas- tugas perkembangan orang dewasa. Baik pria maupun wanita pada umumnya memiliki kemampuan berpikir yang sama dalam usaha- usaha mereka memilih teman- teman bergaul sebagai calon istri naupun suami.
d.      Motivasi Untuk Berkembang
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah motivasi untuk berkembang. Apabila remaja telah mencapai usia dewasa secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang- orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi orang- orang dewasa untuk mengembangkan dirinya. Pada masa dewasa, individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup, belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh dan perlu untuk menuasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa cenderung mengarahkan perilakunya ke arah terkuasainya tugas- tugas perkembangan orang dewasa. Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi orang dewasa. Individu tersebut cenderung mengabaikan tugas- tugas perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya.
e.       Model Peran
Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan orang dewasa. Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mempunyai model peran untuk diteladani. Karena berinteraksi dengan orang dewsa lainnya mereka memperoleh motivasi untuk mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang dianut oleh masyarakat orang dewasa.
Sebaliknya orang dewasa yang masih beriteraksi dengan remaja dan mengikuti garis- garis perilaku remaja akan tetap berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku dewasa. Jika mereka tetap dalam status ketergantungan, mereka hampir tidak memperoleh kesempatan atau motivasi untuk menguasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa.

BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Yang dimaksud dengan dewasa adalah orang yang memiliki tanggung jawab terhadap tingkah laku, pekerjaan, dan cinta yang telah diikrarkan. Dari segi umur maka orang dewasa adalah orang berumur antara 18 sampai 65 tahun. Orang dewasa yang perkembangannya normal memperlihatkan kepribadian yang khas, seperti orientasi tugas, tujuan hidup dengan filosofi yang jelas, terbuka terhadap kritikan, mengendalikan emosi, bertanggung jawab terhadap keputusan yang dilakukannya, dan dapat menampilkan tugas-tugas perkembangannya.
Sedangkan Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Atau orang yang memiliki tanggung jawab dalam membentuk serta membina ank-anaknya baik dari segi psikologis maupun pisiologis. Kedua orang tua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mendidik anaknya agar dapat menjadi generasi-generasi yang sesuai dengan tujuan hidup manusia. Namun tidak setiap orang tua memiliki sifat kedewasaan dalam bertindak.

B.     Saran
Dalam pembuatan tugas ini saya penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, maka dari itu saya mohon maaf atas kekurangan dan segala kesalahannya.

DAFTAR PUSTAKA


Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Suprijanto, H. 2007. Pendidikan orang dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara
Yusnadi. 2002. Andragogi, pendidikan orang dewasa. Medan : Program Pascasarjana Universitas Sumatera Negeri Medan.


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar