MAKALAH
“PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ORANG TUA DAN ORANG
DEWASA”
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi
Tugas Semester I
Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen
Pengampu : Bp. Tri Panji Irianto, M.Pd
Oleh :
Aminah Mariska
Mohammad Huda
Mohammad Irfani
Nur Kaesi
Retno Ningsih
Yayuk Rodliyah
PROGRAM
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PEKALONGAN
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, nikmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Psikologi Perkembangan Orang
Tua dan Orang Dewasa”.
Didalam penyusunan makalah ini kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami,
namun sebagai penulis, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, maka dari itu kami mengharap kritik dan saran yang
bersifat membangun. Semoga di masa yang akan datang kami mampu menyusun makalah
dengan jauh lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca. Amin…
Akhirnya, kami sampaikan terima
kasih sekali lagi atas perhatian dan dukungan dari para pembaca. Wassalam.
Pekalongan,
November 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C.
Tujuan Masalah ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A.
Orang Tua ........................................................................................ 3
1.
Definisi Orang Tua........................................................................
3
2.
Tugas dan Peran Orang Tua Dalam Keluarga .............................. 5
3.
Orang Tua Sebagai Pembimbing Dalam Bersosial dan Adab ...... 7
B.
Orang Dewasa .................................................................................. 8
1.
Definisi Orang Dewasa ................................................................ 8
2.
Ciri-ciri Orang Dewasa ................................................................ 9
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Orang
Dewasa dalam Kehidupannya ..................................................... 10
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13
A.
Kesimpulan ...................................................................................... 13
B.
Saran ................................................................................................ 13
Daftar Pustaka ................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Manusia
adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk
yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri
baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada
diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat dikembangkan secara
nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa
daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari
luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan
serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan
tersebut pada hakekatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu
sendiri, yang sudah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan
tidak searah dengan potensi yang dimiliki akan berdampak negatif bagi
perkembangan manusia. Ketika manusia meginjak masa dewasanya sudah terlihat
adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan bahwa
manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain manusia dewasa
sudah mulai memilih nilai-nilai atau norma yang telah dianggap mereka laik untuk
dirinya serta mereka berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai atau norma-norma
yang telah dipilihnya tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah definisi, tugas, dan peran orang
tua dalam keluarga?
2.
Apakah definisi, ciri-ciri serta
faktor yang mempengaruhi perkembangan kehidupan
orang dewasa?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian, tugas dan peran orang tua di dalam suatu keluarga.
2. Untuk
mengetahui pengertian, ciri-ciri serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kehidupan orang dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Orang
Tua
1. Definisi Orang tua
Orang tua
adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil
dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga.
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing
anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap
dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak
terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga
besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak-anak.
Orang tua
merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Namun umumnya di
masyarakat pengertian orang tua itu adalah orang yang telah melahirkan kita
yaitu Ibu dan Bapak. Ibu dan bapak selain telah melahirkan kita ke dunia ini,
ibu dan bapak juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara
memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain itu
orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang terdapat di
dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh
anak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dari orang
tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai
penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan
pemikirannya dikemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di
permulaan hidupnya dahulu.
Jadi,
orangtua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh
atas pendidikan anak-anak. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada
di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan biasanya seorang
anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan
baik dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak
yang menjadi temanya dan yang pertama untuk dipercayainya.
Seorang ahli psikologi Ny. Singgih D Gunarsa dalam
bukunya psikologi untuk keluarga mengatakan, “Orang tua adalah dua individu
yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan, pendapat dan
kebiasaan- kebiasaan sehari-hari.“ (Gunarsa, 1976 : 27). Dalam hidup berumah
tanggga tentunya ada perbedaan antara suami dan istri, perbedaan dari pola
pikir, perbedaan dari gaya dan kebiasaan, perbedaan dari sifat dan
tabiat, perbedaan dari tingkatan ekonomi dan pendidikan, serta banyak lagi
perbedaan-perbedaan lainya. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mempengaruhi
gaya hidup anak-anaknya, sehingga akan memberikan warna tersendiri
dalam keluarga. Perpaduan dari kedua perbedaan yang terdapat pada kedua orang
tua ini akan mempengaruhi kepada anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga
tersebut.
Pendapat yang dikemukakan oleh Thamrin Nasution
adalah “Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu
keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut
sebagai bapak dan ibu.” (Nasution:1986 : 1).
Seorang bapak atau ayah dan ibu dari anak-anak
mereka tentunya memiliki kewajiban yang penuh terhadap keberlangsungan hidup
bagi anak-anaknya, karena anak memiliki hak untuk diurus danan dibina
oleh orang tuanya hingga beranjak dewasa.
Berdasarkan Pendapat-pendapat para ahli yang telah
diurarakan di atas dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua orang tua
memiliki tanggung jawab dalam membentuk serta membina ank-anaknya baik dari
segi psikologis maupun pisiologis. Kedua orang tua dituntut untuk dapat
mengarahkan dan mendidik anaknya agar dapat menjadi generasi-generasi yang
sesuai dengan tujuan hidup manusia.
2. Tugas dan Peran Orangtua dalam
Keluarga
Mengamati
berita dari berbagai media massa sekarang ini sungguh prihatin.Di tengah
gejolak problematika bangsa, rasanya peranan dan posisi anak Indonesia sekarang
ini sedang menuju kondisi kurang diuntungkan. Lihat saja aneka kasus pada anak
terus berulang, dari mulai kekerasan pada anak, penculikan, hingga kelakuan
kurang senonoh yang dilakukan anak. Hal ini ditambah lagi dengan tayangan
televisi yang "mencuci otak" sang anak untuk dewasa sebelum waktunya.
Contoh paling sederhana adalah kemanakah hak anak untuk mendengarkan lagu-lagu
yang sesuai dengan perkembangan jiwa mereka? Anak dipaksa untuk mendengarkan
lagu dari tayangan di televisi atau media internet dengan dalih: "Kan
sedang musimnya lagu ini!".
Aneka
input yang masuk dalam diri sang anak setidaknya menjadi bom waktu jika kurang
dikendalikan atau diawasi oleh orang tua dengan baik. Bagaimanapun, peranan
orang tua sangat penting dalam mengarahkan sang anak untuk mendapatkan input
yang sesuai dengan perkembangan psikologis mereka. Anak seperti kertas putih,
dimana warna yang akan menghiasinya bergantung pada lingkungan dan masukan yang
ada di sekitarnya. Inilah mengapa kondisi anak di zaman sekarang sangat rentan
untuk "keluar jalur" karena adanya pola pembiaran dari sebagian orang
tua.
Berikut
fungsi peranan orang tua dalam keluarga, yaitu :
a.
Fungsi
Religius
Artinya, orang tua mempunyai kewajiban memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota lainnya kepada kehidupan beragama. Untuk melaksanakan
fungsi ini, orang tua sebagai tokoh inti dalam keluarga itu harus terlebih
dahulu menciptakan iklim yang religius dalam keluarga itu, yang dapat dihayati
oleh seluruh anggotanya.
b.
Fungsi
Edukatif
Pelaksanaan fungsi edukatif keluarga
merupakan salah satu tanggung jawab yang dipikul oleh orang tua. Sebagai salah
satu unsur pendidikan, keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama
bagi anak. Orang tua harus mengetahui tentang pentingnya pertumbuhan,
perkembangan, dan masa depan seorang anak secara keseluruhan. Di tangan orang
tuanyalah masalah-masalah yang menyangkut anak, apakah dia akan tumbuh menjadi
orang yang suka merusak dan menyeleweng atau ia akan tumbuh menjadi orang baik.
c.
Fungsi
Protektif
Yaitu dengan cara melarang atau
menghindarkan anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak diharapkan, mengawasi
atau membatasi perbuatan anak dalam hal-hal tertentu menganjurkan atau menyuruh
mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diharapkan mengajak bekerja
sama dan saling membantu, memberikan contoh dan tauladan dalam hal-hal yang
diharapkan.
d.
Fungsi
Sosialisasi
Tugas orang tua dalam mendidik
anaknya tidak saja mencakup pengembangan pribadi, agar menjadi pribadi yang
mantap tetapi meliputi pula mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang
baik. Sehubungan dengan itu perlu dilaksanakan fungsi sosialisasi anak.
Melaksanakan fungsi sosialisasi itu berarti orang tua memiliki kedudukan
sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial, dan
membutuhkan fasilitas yang memadai.
e.
Fungsi
Ekonomis
Dalam hal ini meliputi pencarian nafkah, perencanaan, serta
pembelajarannya. Keadaan ekonomi sekeluarga mempengaruhi pula harapan orang tua
akan masa depan anaknya serta harapan anak itu sendiri. Orang tua harus dapat
mendidik anaknya agar dapat memberikan penghargaan yang tepat terhadap uang dan
pencariannya, disertai pula pengertian kedudukan ekonomi keluarga secara nyata,
bila tahap perkembangan anak telah memungkinkan.
Peningkatan
kecakapan orang tua tidak berlaku pada anak saja, tetapi menyangkut aspek
pribadi, keluarga, dan lingkungan. Selain itu, untuk meningkatkan kecapakan
sebagai orang tua setidaknya perlu memahami bahwa usaha tersebut berhubungan
dengan proses. Dalam hal ini, proses pendidikan dan kecakapan hidup (life
skill) orang tua berawal dari mulai anak dalam kandungan hingga sang anak
mampu mengembangkan dirinya bila telah cukup umur. Hal ini tiada lain sebagai
bentuk tanggung jawab hidup bahwa anak adalah manusia yang mesti dibina dan
juga diarahkan.
3.
Orang
Tua Sebagai Pembimbing dalam Bersosial dan Adab
a. Kegiatan Sosial
Dalam kegiatan sosial orang tua
harus melatih anak-anaknya agar mereka mengerti akan kewajiban hidup
bermasyarakat. Ia haraus membiasakan anak-anaknya untuk saling menolong,
menjenguk saudara dan familinya yang sakit, mengunjunginya untuk menyambung hubungan
silaturahim, mencarikan teman sebaya yang akan membantunya dalam proses
pergaulan, menghindarkan dari kawan yang jahat dan mengarahkan mereka untuk
dapat hidup mandiri dalam menghadapi persoalan-persoalan yang sedang
dihadapinya.
b.
Adab dan Sopan santun
Terkait dengan adab
dan sopan santun dalam berpakaian maka orang tua harus membiasakan anaknya
untuk selalu menutup aurat, berpakaian yang sesuai dengan syariat dan
menghindari pakaian-pakaian yang dilarang, dan juga tidak memperbolehkan
anak-anaknya (yang laki-laki) untuk memakai perhiasan yang dilarang, seperti
cincin emas, kalung, apalagi anting-anting yang jelas–jelas dilarang karena
menyerupai wanita. Jika anaknya adalah perempuan, maka harus dibiasakan untuk
berhijab, menggunakan pakaian yang tidak menampakkan unsur tabaruj, jauh dari
perangai jahiliah dan tidak menyerupai pakaian laki-laki.
B.
Orang
Dewasa
1. Definisi
Istilah dewasa menggambarkan segala organisme
yang telah matang, tapi lazimnya merujuk pada manusia:
orang
yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita dewasa.
Saat ini Dewasa dapat
didefinisikan dari aspek biologi yaitu sudah akil baligh, hukum sudah berusia 16
tahun ke atas atau sudah menikah, menurut Undang-undang perkawinan
yaitu 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita dan karakter
pribadi
yaitu kematangan dan tanggung jawab. Berbagai
aspek kedewasaan ini sering tidak konsisten dan kontradiktif. Seseorang dapat
saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku
dewasa, tapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa
secara hukum. Sebaliknya, seseorang dapat secara legal dianggap dewasa, tapi
tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa.
"Dewasa" kadang juga berarti
"tidak dianggap cocok untuk anak-anak", terutama sebagai suatu eufimisme
yang berkaitan dengan perilaku seksual, seperti hiburan
dewasa, video
dewasa, majalah
dewasa, serta toko buku
dewasa. Tetapi, pendidikan orang dewasa hanya berarti pendidikan
untuk orang dewasa, dan bukan spesifik pendidikan
seks.
Menurut psikologi,
dewasa adalah periode
perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia
duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa
pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi
banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara
akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak
2. Ciri-ciri Orang Dewasa
Ada
beberapa hal yang membedakan seseorang manusia sudah mulai dewasa, yaitu :
1) Rasa takut yang Mulai Berkurang.
Rasa takut ini biasanya berhubungan
dengan hal hal mistik... contoh : biasanya takut melewati lorong gelap,
sekarang sudah berani, atau Pulang keluyuran sendiri padahal sudah larut malam.
2)
Mulai Bisa Membedakan Antara Yang Baik
dan Yang buruk.
Sebelum Malakukan Tindalah, selalu mempertimbangkan persentase kebaikan
dan keburukannya, ini biasanya terjadi ketika menghadapi sebuah masalah.
3)
Mulai Memikirkan Masa Depan.
Hal ini sudah pasti, manusia dewasa itu selalu memikirkan masadepan,
entah untuk dirinya ataupun orang - orang disekitarnya.
4)
Jarang Memikirkan Urusan Orang Lain.
Dia tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, terutama pada hal
- hal yang tidak ada kaitannya dengan dia. kecuali juka ada rasa iba.
5)
Rasa Sabar Yang Mulai Meningkat.
Biasanya ini berhubungan dengan emosi, orang dewasa selalu berpikir
bagaimana cara menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru, sering
kali ia memilih mengalah untuk kenyamanan dia dan orang lain. tanpa peduli
dengan cibiran orang lain.
6)
Rasa Tanggung Jawab Yang Semakin Besar.
lari dari tanggung jawab bukan ciri manusia dewasa, jadi sudah jelas,
manusia dewasa tidak akan meninggalkan masalah begitu saja, ia akan berhenti
jika masalah yang ia hadapi sudah menemui titik terang.
7)
Jarang Mencari Perhatian (cari muka).
Memamerkan apa yang jadi kelebihan bukan sifat manusia dewasa, bahkan
sering kali ia mentertawai orang yang sering bertingkah berlebihan.. bahkan
malu sendiri jika menemui hal yang seperti ini.
8)
Mandiri
Yang
terakhir yang mencirikan seseorang sudah mulai dewasa adalah kemandiriannya, ketergantungan
dengan orang lain berlahan mulai berkurang. bahkan ia lebih suka menggantungkan
orang lain pada dirinya.
3.
Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Orang Dewasa Dalam Kehidupannya
a.
Kekuatan
Fisik
Bagi banyak
individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia pertengahan dua puluhan.
Kekuatan fisik yang prima dapat mengatasi atau memecahkan persoalan- persoalan
yang timbul pada masa orang dewasa. Untuk memelihara kekuatan fisik yang prima
perlu dijaga kesehatan. Ada 6 kebiasaan hidup sehat yang perlu dilakukan oleh
orang dewasa untuk memelihara kekuatan fisik, yaitu:
1) Sarapan
pagi.
2) Makan
secara teratur.
3) Makan
secukupnya untuk memelihara badan yang normal.
4) Tidak
merokok.
5) Olahraga
secukupnya.
6) Tidur
secara teratur 7- 8 jam setiap malam.
Kekuatan fisik yang
prima pada orang dewasa, memungkinkan mereka untuk optimal dalam bekerja,
berkeluarga, memperoleh keturunan, dan mengelola kehidupan keluarganya.
Sebaliknya, kekuatan fisik yang tidak prima menghambat orang dewasa untuk
mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa dan dapat
menggagalkan sebagian atau secara total tugas- tugas perkembangan orang dewasa.
b.
Kemampuan
Motorik
Kemampuan motorik
orang dewasa mencapai kekuatannya antara usia 20-an dan 30-an. Kecepatan
respons maksimal terdapat antara usia 20-an dan 25-an dan sesudah itu kemampuan
ini sedkit demi sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang baik dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan- keterampilannya secara lebih baik. Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapt menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik. Dalam mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru, orang dewasa yang berusia 20-an, menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam usia mendekati masa setengah baya.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang baik dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan- keterampilannya secara lebih baik. Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapt menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik. Dalam mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru, orang dewasa yang berusia 20-an, menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam usia mendekati masa setengah baya.
c.
Kemampuan
Mental
Kemampuan mental
yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi- situasi baru adalah
mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan
berpikir kreatif. Kemampuan mental ini mencapai puncaknya dalam usia 20-an,
kemudian sedikit demi sedikit menurun. Kemampuan mental yang dimiliki orang
dewasa ini sangat penting kedudukannya dalam menyesuaikan diri terhadap
tugas-tugas perkembangan, jauh melebihi pentingnya kemampuan motorik. Kemampuan
mental seperti penalaran dengan menggunakan analogi, mengingat kembali
informasi yang telah dipelajari, dan berpikir secara kreatif sangat diperlukan
dalam mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap keterampilan- keterampilan dan
kecakapan-kecakapan yang dituntut oleh tugas- tugas perkembangan orang dewasa.
Baik pria maupun wanita pada umumnya memiliki kemampuan berpikir yang sama
dalam usaha- usaha mereka memilih teman- teman bergaul sebagai calon istri
naupun suami.
d.
Motivasi
Untuk Berkembang
Faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah motivasi untuk berkembang. Apabila
remaja telah mencapai usia dewasa secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk
dianggap sebagai orang- orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial mereka.
Hal ini menjadi motivasi bagi orang- orang dewasa untuk mengembangkan dirinya. Pada
masa dewasa, individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup,
belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola
rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok
sosial yang menyenangkan. Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang
strategis dalam perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh dan perlu
untuk menuasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa cenderung mengarahkan
perilakunya ke arah terkuasainya tugas- tugas perkembangan orang dewasa.
Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi orang
dewasa. Individu tersebut cenderung mengabaikan tugas- tugas perkembangan orang
dewasa yang harus dikuasainya.
e.
Model Peran
Faktor lingkungan
perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan orang
dewasa. Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mempunyai
model peran untuk diteladani. Karena berinteraksi dengan orang dewsa lainnya
mereka memperoleh motivasi untuk mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang dianut oleh masyarakat orang dewasa.
Sebaliknya orang dewasa yang masih beriteraksi dengan remaja dan mengikuti garis- garis perilaku remaja akan tetap berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku dewasa. Jika mereka tetap dalam status ketergantungan, mereka hampir tidak memperoleh kesempatan atau motivasi untuk menguasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa.
Sebaliknya orang dewasa yang masih beriteraksi dengan remaja dan mengikuti garis- garis perilaku remaja akan tetap berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku dewasa. Jika mereka tetap dalam status ketergantungan, mereka hampir tidak memperoleh kesempatan atau motivasi untuk menguasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Yang
dimaksud dengan dewasa adalah orang yang memiliki tanggung jawab terhadap
tingkah laku, pekerjaan, dan cinta yang telah diikrarkan. Dari segi umur maka
orang dewasa adalah orang berumur antara 18 sampai 65 tahun. Orang dewasa yang
perkembangannya normal memperlihatkan kepribadian yang khas, seperti orientasi
tugas, tujuan hidup dengan filosofi yang jelas, terbuka terhadap kritikan,
mengendalikan emosi, bertanggung jawab terhadap keputusan yang dilakukannya,
dan dapat menampilkan tugas-tugas perkembangannya.
Sedangkan
Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Atau orang
yang memiliki
tanggung jawab dalam membentuk serta membina ank-anaknya baik dari segi
psikologis maupun pisiologis. Kedua orang tua dituntut untuk dapat mengarahkan
dan mendidik anaknya agar dapat menjadi generasi-generasi yang sesuai dengan
tujuan hidup manusia. Namun tidak setiap orang tua memiliki sifat kedewasaan
dalam bertindak.
B.
Saran
Dalam
pembuatan tugas ini saya penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan, maka dari itu saya mohon maaf atas kekurangan dan segala
kesalahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Santrok, John W. 2002. Life Span
Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Suprijanto,
H. 2007. Pendidikan orang dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta:
Bumi Aksara
Yusnadi.
2002. Andragogi, pendidikan orang dewasa. Medan : Program Pascasarjana
Universitas Sumatera Negeri Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar