Selasa, 17 Maret 2015

Roleplaying, Sosiodrama & Simulation Games

ROLEPLAYING
1.      Pengertian Role Playing atau Bermain Peran 
Role playing atau bermain peran  adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986). Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain (Basri Syamsu, 2000).
Model Pebelajaran Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri murid (Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Lebih lanjut prinsip pembelajaran memahami kebebasan berorganisasi, dan menghargai keputusan bersama, murid akan lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan pemungutan suara terbanyak dan bersikap mau menerima kekalahan sehingga dengan melakukan berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari (Boediono, 2001). Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif, karena tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.
Model pembelajaran Role Playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran Bermain Peran. Pengorganisasian kelas secara berkelompok, masing-masing kelompok memperagakan/menampilkan scenario yang telah disiapkan guru. Siswa diberi kebebasan berimprofisasi namun masih dalam batas-batas scenario dari guru.
2.      Langkah-Langkah Model Role Playing
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
  1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
  2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.
  3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
  4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
  5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
  6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.
  7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.
  8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
  9. Guru memberikan kesimpulan secara umum.
  10. Evaluasi.
  11. Penutup.
3.      Keunggulan dan Kelemahan Metode Role Playing
Ada beberapa keunggulan dengan menggunakan metode role playing, diantaranya adalah:
  1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk dilupakan.
  2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.
  3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan.
  4. Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan di bahas dalam proses belajar.
Kelemahan Metode Role Playing
Disamping memiliki keunggulan, metode role playing juga mempunyai kelemahan, di antaranya adalah :
  1. Bermain peran memakan waktu yang banyak.
  2. Siswa sering mengalami kesulitan untuk memerankan peran secara baik khususnya jika mereka tidak diarahkan atau tidak ditugasi dengan baik. Siswa perlu mengenal dengan baik apa yang akan diperankannya.
  3. Bermain peran tidak akan berjalan dengan baik jika suasana kelas tidak mendukung.
  4. Jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik ada kemungkinan tidak akan melakukan secara sungguh-sungguh.
  5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.


SOSIODRAMA

1.      Pengertian Sosiodrama
Sosiodrama berasal dari kata : sosio dan drama. Sosio berarti sosial yaitu masyarakat, dan drama berarti mempertunjukkan, mempertontonkan atau memperlihatkan.Sosial atau masyarakat terdiri dari manusia yang satu lain terjalin hubungan yang dikatakan hubungan sosial.
Drama dalam pengertian luas adalah mempertunjukkan atau mempertontonkan keadaan atau peristiwa-peristiwa yang dialami orang, sifat dan tingkah laku orang. Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan atau mempertontonkan atau mendemontrasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial.
Istilah sosiodrama dan bermain peranan (role playing) dalam metode merupakan dua istilah yang kembar, bahkan didalam pelaksanaanya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti
Sosiodrama yang dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi oleh peserta didik.
Tujuan sosiodrama antara lain sebagai berikut:
Agar anak didik mendapatkan keterampilan sosial sehingga diharapkan nantinya tidak canggung menghadapi situasi sosial dalam kehidupan sehari-hari, menghilangkan perasaan kurang percaya diri dan rendah diri yang tidak pada tempatnya, mendidik dan mengembangkan kemampuan dan untuk mengemukakan pendapat didepan teman sendiri atau orang lain, membiasakan diri untuk sanggup menerima dan menghargai pendapat orang lain.




2.      Langkah-langkah Pelaksanaan Sosiodrama
a.      Menentukan secara pasti situasi masalah.
b.      Menentukan pelaku dan pemeran.
c.      Permainan sosiodrama atau peragaan situasi.
d.      Menghentikan peragaaan setelah mencapai klimaks.
e.      Menganalisa dan membahas permainan peran.
f.       Mengadakan evaluasi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan sosiodrama:
a.      Masalah yang dijadikan tema-tema hendaknya dialami oleh sebagian besar siswa.
b.      Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela dan motivasi diri sendiri.
c.      Jangan terlalu banyak menyutradai, biarkan murid mengembangkan kreatifitas dan spontanitas mereka.
d.      Diskusi diarahkan kepada penyelesaian akhir (tujuan), bukan terhadap baik atau buruknya lakon seorang murid.
e.      Kesimpulan diskusi dapat dirumuskan oleh guru.
f.       Sosoidrama bukanlah sandiwara atau drama biasa, melainkan peranan situasi sosial yang ekspresif dan hanya dimainkan satu babak saja. 

3.      Kelebihan dan Kekurangan dalam Metode Sosoidrama
Kelebihan metode Sosiodrama:
a.       Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk dilupakan.
b.      Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.
c.       Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
d.      Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung didalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.
e.       Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja. 
Kekurangan metode sosoidrama:
a.       Situasi sosial yang diciptakan dalam suatu lakon tertentu, tetap hanya merupakan situasi yang memiliki kekurangan kualitas emosional dengan situasi sosial yang sebenarnya.
b.      Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak cemerlang untuk memecahkan sebuah masalah.
c.       Perbedaan adat-istiadat, kebiasaan dan kehidupan didalam masyarakat akan mempersulit pengaplikasian metode ini.
d.      Kadang-kadang anak-anak tidak mau memainkan suatu adegan karena kurangnya rasa percaya diri.
e.       Metode ini memerlukan waktu yang cukup panjang.
f.       Anak-anak yang tidak mendapatkan giliran akan menjadi pasif. 
g.      Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya. 
h.      Apabila pelaksanaan sosiodrama mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
i.        Tidak semua mata pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
j.        Pada mata pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode sosiodrama. 


SIMULATION GAMES

1.      Pengertian
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi  adalah satu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan memakai model statistic atau pemeran.
Udin Syaefudin Sa’ud (2005: 129) simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata.
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.22) metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar.
Dalam pembelajaran yang menggunakan metode simulasi, siswa dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Di samping itu, dalam metode simulasi siswa diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.      Prosedur Penggunaan Metode Simulasi
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.23) prosedur yang harus ditempuh dalam penggunaan metode simulasi adalah:
a.       Menetapkan topik simulasi yang diarahkan oleh guru,
b.      Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas,
c.       Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang dimainkan,
d.      Proses pengamatan pelaksanaan simulasi dapat dilakukan dengan diskusi,
e.       Mengadakan kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan simulasi.

Prasyarat Pengoptimalan Pembelajaran dengan Metode Simulasi
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.24) penggunaan metode simulasi menuntut beberapa kemampuan guru, antara lain:
a.       mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan peran yang akan dilakukan siswa dalam simulasi,
b.      mampu memberikan ilustrasi,
c.       mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi,
d.      mampu mengamati proses simulasi yang dilakukan siswa.
3.      Keunggulan dan Kelemahan Metode Simulasi
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.24) mengemukakan tentang keunggulan dan kelemahan metode simulasi sebagai berikut:
Keunggulan Metode Simulasi
a.       Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam   kelompoknya,
b.      Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam   pembelajaran,
c.       Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial (merupakan implementasi pembelajaran yang berbasis kontekstual),
d.      Dapat membina hubungan personal yang positif,
e.       Dapat membangkitkan imajinasi,
f.       Membina hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam kelompok.
Kelemahan Metode Simulasi:
a.       Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak,
b.      Sangat bergantung pada aktivitas siswa,
c.       Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar,

d.      Banyak siswa yang kurang menyenangi sosiodrama sehingga  sosiodrama tidak efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar